Voluntary Turnover vs. Involuntary Turnover: What's the Difference?
Voluntary turnover is any instance in which an employee actively chooses to leave. This can happen because of better job opportunities elsewhere, conflict within the workplace, disengagement, and more. If you are calculating turnover within a single team or department, turnover doesn’t have to mean employees who leave the organization—just the group you’re analyzing.
Involuntary turnover is when an employer chooses to terminate an employee or remove them permanently from the group in question, possibly because of poor performance, toxic behavior, layoffs, or other reasons.
Hidup Tidak Seimbang
Banyaknya tugas luar kota ataupun lembur yang terus menerus akan membuat pihak karyawan menjadi tidak betah untuk bekerja pada suatu perusahaan. Hal tersebut akan membuat angka employee turnover menjadi meningkat karena kehidupan karyawan menjadi tidak seimbang antara kehidupan pribadi dan jam kantor.
Khususnya untuk mereka yang sudah berkeluarga dan memiliki anak, karena mereka memerlukan waktu pribadi di rumah.
Untuk itu, dikurangi atau diadakanlah jam lembur dan berikan kehidupan yang seimbang pada karyawan agar mereka bahagia dan bisa menikmati hasil pekerjaannya.
Berikan perhatian terhadap engagement karyawan
Sangat penting untuk memantau engagement karyawan karena engagement karyawan yang tinggi dapat menekan laju employee turnover. Engagement dipengaruhi oleh beberapa hal, tapi faktor pendukung terbesarnya adalah hubungan antara karyawan dengan manajernya. Selain itu, survei tentang engagement karyawan dan focus group discussion adalah langkah sempurna untuk memulai; memberi kesempatan kepada pihak manajemen untuk mengevaluasi hasilnya dan memberikan aksi nyata.
Memantau karyawan yang berpotensi toksik
Beberapa hal bisa menjadi pertanda rekan kerja mulai jadi toksik saat mereka terlalu mengkritik, sering menyalahkan orang lain, bergosip, bersikap kurang baik terhadap rekan kerja dan hanya mementingkan diri sendiri. Menilai seseorang sebagai karyawan yang toksik mungkin akan sulit, tapi penting untuk dilakukan. Jika tanda-tanda yang disebutkan sebelumnya terjadi pada seorang karyawan, HR bisa memulai sebuah interaksi atau percakapan dengan karyawan tersebut untuk tahu apakah mungkin untuk merubah sikapnya. Cek ke rekan kerjanya untuk memastikan apakah ada isu dengan rekannya yang toksik sehingga HR bisa segera mengusut masalah sebelum terlambat.
Kurang Adanya Kesempatan Bertumbuh
Ada kalanya karyawan baru belum bisa melakukan adaptasi secara baik. Mereka membutuhkan waktu lebih untuk bisa belajar dan berkembang. Semakin karyawan diberikan waktu yang cukup untuk beradaptasi, maka tingkat employee turnover akan berkurang secara otomatis.
Seringkali, kesempatan untuk berkembang ini menjadi penyebab meningkatnya angka employee turnover. Untuk menghindari masalah ini, maka diperlukan adanya program orientasi karyawan untuk karyawan yang baru bergabung.
Menawarkan fleksibilitas kerja
Para karyawan semakin peduli dengan fleksibilitas kerja, sehingga memberikan mereka beberapa aspek yang fleksibel dan toleransi dapat menaikkan retensi. Fleksibilitas bisa termasuk dalam hal waktu dan pembagian kerja. Selain itu bisa juga fleksibilitas tempat kerja semisal separuh minggu WFO dan separuhnya lagi bisa WFH, dan fleksibilitas lainnya.
Penyebab Employee Turnover
How to Calculate Employee Turnover Rate
Menjabarkan dan mengembangkan budaya korporat
Budaya korporat bisa berarti banyak hal, tapi umumnya merujuk ke sikap dan kepercayaan yang menjabarkan sebuah tempat kerja dan mempengaruhi pengalaman karyawan. Budaya berperan penting mendukung seberapa besar karyawan menikmati pekerjaan mereka. Sehingga, hal yang paling penting adalah jujur dan mengkomunikasikan secara terbuka tentang budaya perusahaan apa adanya kepada karyawan baru dan lama.
Step 1: Find Your Total Number of Employees
Nearly all types of employees should be included in the calculation; however, do not include temporary hires or employees who go on temporary leave in either factor of the equation. Incorporating temporary shifts in workforce numbers will skew your turnover rate higher than it really is.
Determine the period for which you want to calculate the turnover rate. Most companies calculate this annually or by quarter. Next, find both the average number of employees in that time period and the number of employees who left, regardless of whether or not their position has been filled yet.
For example, you may have an average of 140 employees throughout Q1 and 26 who left during that period, none of whom were seasonal workers or going on leave.